Minggu, 08 Desember 2013

Lahir Ke Dunia


‘Tuhan, aku gak mau keluar dari sini!’

‘Lho.. Kenapa?’

‘Aku takut ibuku akan kecewa saat dia melahirkanku!’

‘Iya Aku mengerti, sebenernya Aku juga tidak mau membuat ibumu kecewa, tapi ini takdirnya. Ibumu orang yang baik, sesekali dia harus diberi cobaan’

‘Jadi, aku ini cobaan bagi ibuku sendiri?’

‘Ya begitulah, jalani peranmu dengan baik ya… Aku hanya bisa mengantarmu sampai sini! Selanjutnya kamu akan ditemani malaikatKu’

‘Dadah Tuhan, Aku akan sangat merindukanmu’

‘Kau adalah orang ke 946. 476. 234. 123 yang mengatakan itu padaKu’

‘Benarkah? Tapi, percayalah padaku. Aku tidak akan pernah lupa padaMu’

‘Ya, kita lihat nanti’

….. ….. …..

‘Ayo dorong, sedikit lagi bu…’

Kok susah banget… perasaan anak pertamaku tidak sesusah ini!

‘Jangan curhat bu, ayo lanjut dorong…’

Ih dasar bidan ini ga bisa diajak ngobrol….

‘Kalau ibu bicara terus, bayinya masuk lagi loh…’

Ah.. jangan… oke ini lagi ngedorong…..

‘Terus bu, sedikit lagi…….’

Dari tadi sedikit lagi terus, emang sedikitnya bidan itu segimana sih?

‘Aduh ibu ini banyak nanya… kasian bayinya pengen cepet keluar tuh…’

Oke… oke… sabar anakku sayang….

….. ….. ……

‘Hai malaikat, kok ini lama banget ya?’

‘Sabar, Ibumu lagi berusaha mengeluarkanmu…’

‘Oke, sambil nunggu dikeluarin, aku mau membuat kata-kata pertama saat keluar nanti’

‘Ide bagus! Buat yang paling keren ya… biar ibumu bangga ngelahirin anak sepertimu’

‘Umm.. gimana kalau pas nanti aku keluar, aku langsung teriak TADAAAAA!’

‘Jangan, itu akan mengagetkan ibumu’

‘Benar juga, bagaimana kalau… SURPRISE!!’

‘Ehem… sedikit bocoran aja ya, kamu itu ga lahir di Eropa. Jadi ibumu gak akan ngerti apa artinya surprise!’

‘Yah ga asik nih. Gimana kalau pas nanti aku keluar, aku langsung bilang, ada yang bisa saya bantu?’

‘Kamu mau jadi anaknya atau jadi pembantunya?’

‘Aaah serba salah, terus apa dong?’

‘Gimana kalau nanti pas kamu keluar kamu langsung bilang, HAI SAYANG!’

‘Ga mau! Gimana kalau bidannya laki-laki?’

‘Yaudah, gausah ngomong apa-apa. Cukup nangis aja’

‘Nangis? Apa bagusnya?’

‘Ya menandakan kalau kamu itu manusia, soalnya aku gak bisa nangis, maaf ya curhat’

‘Ga apa-apa kok, aku ngerti. Kenapa gak bilang daritadi?’

‘Sudah, kapan kamu keluarnya kalau nanya terus! Aku juga udah ada tugas lain… cepet keluar!’

‘Ih malaikatnya galak, oke aku keluar….’

‘Gitu dong, sampai ketemu lagi nanti!’

‘Iya, semoga kita bertemu lagioh iya malaikat boleh aku minta tolong?’

‘Tidak bisa, ini saatnya kau untuk keluar’

‘Ayolah, sekali ini saja… ini permohonan terakhir…’

‘Oke deh, memangnya kamu mau aku ngapain?’

‘Gitu dong, tolong kasihin surat ini ke Tuhan ya…  aku lupa ngasihinnya tadi…’

‘Iya.. iya.. sekarang cepet keluar. Ibumu sudah menunggumu’

 …… ……. ……

Surat terakhir untuk Tuhan

Selamat tinggal Tuhan. Sebenarnya aku masih ingin berbicara denganMu lebih lama lagi. Menanyakan bagaimana masa depanku, siapa jodohku, dan apa yang bisa menggantikan semua jasa-jasaMu yang telah menciptakanku kemudian menemaniku selama ini. Aku tahu aku akan meninggalkanMu, tapi aku tahu Kau tidak akan pernah meninggalkanku.Terimakasihku tidak akan pernah cukup menggantikan semua yang telah Kau berikan padaku. Bahkan nyawaku tidak bisa menutupi setitik karuniaMu. Aku akan berusaha menahan tangisku untuk pergi meninggalkanMu. Ini takdirku dan ini perintahMu. Akan kulaksanakan karenaMu. Dan tidak akan kukecewakan kepercayaanMu yang telah menciptakanku.

 Mungkin yang bisa kuberikan sekarang hanyalah senyuman. Aku tahu, senyumanku sama sekali tidak bernilai. Tapi hanya ini yang bisa kuberikan. Suatu saat nanti di dunia yang baru, aku akan memberikan semua yang terbaik untukMu. Pegang janjiku ini Tuhan.

            Terakhir. Sebelum aku meninggalkan tempat ini. Meninggalkan kegelapan yang sudah setia menyelimutiku di siang dan malamku. Kegelapan yang sudah mau menjadi warna pertama dalam hidupku. Izinkan aku untuk bersujud…. Dan mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya.

            Selamat tinggal Tuhan….

            Aku pergi sekarang….

Bersambung......

1 komentar:

Siapa Saya?

Foto saya
Anak ke 2 dari 8 bersaudara. Berebut kasih sayang sudah dia rasakan sejak kecil. Terlihat pendiam. Tapi jangan salah, kalau sudah kenalan. Siap-siap lupa dengan kata 'pendiam'. Orangnya tidak terlalu peduli pada penampilan, tapi sering ganti-ganti gaya. 'Karena inilah hidup, mau tak mau kau diperhatikan' ucapnya. Oh iya, janga lupa follow twitternya di @sofwanfaza
Faza Sofwan A. Diberdayakan oleh Blogger.